Semarang Coret : Kombinasi Baper dan Kreativitas Handlettering

Benar jika ada yang bilang ‘internet mendekatkan yang jauh’. Dan membangun relationship, friendship tak melulu harus dimulai dari tatap mata atau bertemu secara fisik. Begitupun ketika social media semacam instagram bisa menjadi cikal bakal terbentuknya berbagai komunitas kreatif semacam Belmen aka Belajar Menulis.

Belmen bukan komunitas tulis menulis artikel atau jurnalis tapi sebenarnya adalah belajar menggambar huruf atau menulis indah. Atau lebih spesifik adalah komunitas penghobi handlettering. Disinilah kreativitas dibangun dimana tujuan menyampaikan suatu pesan lewat tulisan dengan dibumbui tampilan visual yang menarik.

Transformasi Belmen yang dimulai dari Jakarta dengan diawali semaraknya handlettering oleh @Kaligrafina, kemudian berkembang diberbagai kota di Indonesia, salah satunya di Semarang. Sub Belmen di Semarang kemudian menamakan diri Semarang Coret.

Perjalanan waktu lah yang kemudian membawa saya ikut menjadi bagian Semarang Coret setelah hijrah dari wilayah kekuasan Belmen Jogja. Cukup terkejut melihat sebuah komunitas yang masih ‘yesterday afternoon boy’ namun sudah cukup dikenal diberbagai kalangan. Ini terbukti dengan maraknya berbagai media berlomba mempublikasikasikannya, mulai dari radio, surat kabar, televisi dan berbagai kegiatan kampus pun turut menggandeng Semarang Coret. Sebut saja Gajahmada FM, Sonora FM, Imelda FM, Suara Merdeka dan Kompas TV pernah mempublikasikannya.

Apakah komunitas ini hanya kumpul-kumpul didunia maya seperti pada awalnya? Oh tidak! Ada sesi pertemuan yang disebut Meet Up. Entah seminggu sekali atau sebulan sekali bahkan terkadang langsung pancal dengan saling mengiyakan bertemu di grup wasap. Pada pertemuan offline seperti inilah saatnya saling share pengalaman dan teknik lettering. Yang sudah jago jangan sombong, yang belum bisa jangan malu bertanya.

Jangan berpikir jika belajar handlettering itu seserius yang terlihat. Dengan diselingi humor dan canda tawa justru inspirasi itu bisa mengalir deras. Ada juga sesi curhat baper ala anak muda jaman sekarang. Hal-hal ‘gila’ seperti ini terkadang bisa memunculkan sisi kreatif dalam diri kita dengan cara yang berbeda. Tak selamanya hanya ndeprok dipojokan dolanan biting, namun adakalanya ekspresi itu perlu. Lha saya yang tipikalnya pendiam pun jadi ketularan sedikit ngoplak semenjak ketemu teman-teman Semarang Coret.

Tak sekedar komunitas kumpul-kumpul ga jelas, belajar handlettering seperti ini, dengan cara yang kreatif, bisa kita konversi menjadi produk industri, artinya menjadi komoditi yang menghasilkan. Jika ingin tau cerita-cerita menarik seputar handlettering, bisa bergabung lebih dekat dengan mereka. Silakan cek akun instagram @BelmenID atau langsung cek @SemarangCoret yang menaungi komunitas belajar menulis di kota Lunpia. Beberapa karya yang diposting disana adalah karya member Semarang Coret.

Beberapa Karya dan Kegiatan SemarangCoret

 

View this post on Instagram

 

kalau ikhlas, biarkan lepas, tak perlu diucap dengan kata. . artwork @artikach . #BelmenSemarang #semarangcoret #kaligrafina #belmenid

A post shared by BELMEN SEMARANG (@semarangcoret) on

 

View this post on Instagram

 

artwork by @wiswid – Keep it up! #semarangcoret #belmensemarang #belmenid #kaligrafina

A post shared by BELMEN SEMARANG (@semarangcoret) on